Kamis, 28 Juni 2012
Rabu, 06 Juni 2012
Mengenang Sejarah Ka’bah
Mengenang Sejarah Ka’bah
Ka’bah
awalnya dibangun oleh Adam dan kemudian anak Adam, Syist, melanjutkannya. Saat
terjadi banjir Nabi Nuh, Ka’bah ikut musnah dan Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim membangun kembali. Al-Hafiz Imaduddin Ibnu Katsir mencatat riwayat itu
berasal dari ahli kitab (Bani Israil), bukan dari Nabi Muhammad.
Ka’bah yang
dibangun Ibrahim pernah rusak pada masa kekuasaan Kabilah Amaliq. Ka’bah
dibangun kembali sesuai rancangan yang dibuat Ibrahim tanpa ada penambahan
ataupun pengurangan. Saat dikuasai Kabilah Jurhum, Ka’bah juga mengalami
kerusakan dan dibangun kembali dengan meninggikan fondasi. Pintu dibuat berdaun
dua dan dikunci.
Di masa
Qusai bin Kilab, Hajar Aswad sempat hilang diambil oleh anak-anak Mudhar bin
Nizar dan ditanam di sebuah bukit. Qusai adalah orang pertama dari bangsa
Quraisy yang mengelola Ka’bah selepas Nabi Ibrahim. Di masa Qusai ini, tinggi
Ka’bah ditambah menjadi 25 hasta dan diberi atap. Setelah Hajar Aswad
ditemukan, kemudian disimpan oleh Qusai, hingga masa Ka’bah dikuasai oleh
Quraisy pada masa Nabi Muhammad.
Ayah… Ceritakanlah Kepadaku Perihal Muslimah Sejati
Ayah… Ceritakanlah Kepadaku Perihal Muslimah Sejati
Seorang
gadis kecil bertanya kepada ayahnya : “Ayah… ceritakanlah kepadaku perihal
muslimah sejati”.
Si ayah pun
menolehkan mukanya seraya melontarkan senyuman manisnya ke arah anak kecilnya
itu. “Anakku… Seorang muslimah yang sejati bukanlah dilihat dari kecantikan dan
keayuan paras wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang teramat
kecil saja. Tetapi, muslimah yang sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan
hatinya yang tersembunyi. itulah yang terbaik”.
Langganan:
Postingan (Atom)
Kamis, 28 Juni 2012
Khalifah Utsman bin Affan
Utsman bin Affan Khalifah yang Terzalimi
Di masa jahiliyah Utsman bin Affan adalah seorang yang terpandang dan dimuliakan oleh kaumnya. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat pemalu, hartawan, dan pemilik petuah yang didengar. Karena itulah ia sangat dicintai dan dimuliakan oleh kaumnya. Ia tidak pernah sujud kepada sebuah patung pun, tidak pula berbuat keji, tidak pernah meminum khamar baik sebelum maupun setelah Islam. Utsman bercerita, “Aku tidak pernah bernyanyi, tidak pula panjang angan-angan, aku pun tidak pernah menyentuh dzakarku dengan tangan kananku setelah aku gunakan tangan itu untuk membai’at Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, aku tidak pernah minum khamar di masa jahiliah maupun setelah Islam.”Rabu, 06 Juni 2012
Mengenang Sejarah Ka’bah
Mengenang Sejarah Ka’bah
Ka’bah
awalnya dibangun oleh Adam dan kemudian anak Adam, Syist, melanjutkannya. Saat
terjadi banjir Nabi Nuh, Ka’bah ikut musnah dan Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim membangun kembali. Al-Hafiz Imaduddin Ibnu Katsir mencatat riwayat itu
berasal dari ahli kitab (Bani Israil), bukan dari Nabi Muhammad.
Ka’bah yang
dibangun Ibrahim pernah rusak pada masa kekuasaan Kabilah Amaliq. Ka’bah
dibangun kembali sesuai rancangan yang dibuat Ibrahim tanpa ada penambahan
ataupun pengurangan. Saat dikuasai Kabilah Jurhum, Ka’bah juga mengalami
kerusakan dan dibangun kembali dengan meninggikan fondasi. Pintu dibuat berdaun
dua dan dikunci.
Di masa
Qusai bin Kilab, Hajar Aswad sempat hilang diambil oleh anak-anak Mudhar bin
Nizar dan ditanam di sebuah bukit. Qusai adalah orang pertama dari bangsa
Quraisy yang mengelola Ka’bah selepas Nabi Ibrahim. Di masa Qusai ini, tinggi
Ka’bah ditambah menjadi 25 hasta dan diberi atap. Setelah Hajar Aswad
ditemukan, kemudian disimpan oleh Qusai, hingga masa Ka’bah dikuasai oleh
Quraisy pada masa Nabi Muhammad.
Ayah… Ceritakanlah Kepadaku Perihal Muslimah Sejati
Ayah… Ceritakanlah Kepadaku Perihal Muslimah Sejati
Seorang
gadis kecil bertanya kepada ayahnya : “Ayah… ceritakanlah kepadaku perihal
muslimah sejati”.
Si ayah pun
menolehkan mukanya seraya melontarkan senyuman manisnya ke arah anak kecilnya
itu. “Anakku… Seorang muslimah yang sejati bukanlah dilihat dari kecantikan dan
keayuan paras wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang teramat
kecil saja. Tetapi, muslimah yang sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan
hatinya yang tersembunyi. itulah yang terbaik”.
Langganan:
Postingan (Atom)